USULAN PERBAIKAN KONDISI KERJA YANG ERGONOMIS GUNA MENURUNKAN KELELAHAN OPERATOR PADA PEMBUATAN GUCI (STUDI KASUS: MUGEN CRAFT)
Titin Isna Oesman
Stevanus Haryo Damar Witjaksono
Winarni .
Abstract
Mugen Craft bergerak di industri kerajinan pembuatan gerabah, berlokasi di Desa Kasongan, Bantul, Yogyakarta,
salah satu hasil produksi adalah guci. Pekerjaan dilakukan secara manual oleh operator sehingga mengalami kelelahan
dan keluhan pada bagian tubuh dari dampak beban kerja yang ditimbulkan. Hal ini diketahui dengan dengan dilakukan
pendahuluan dengan menggunakan kuesioner 30 itemkelelahan subjektif (dari IFRC). Penelitian ini difokuskan pada
tingkat kelelahan operator dari dampak proses kerja bagian pembuatan guci. Penelitian menentukan pengaruh beban
kerja terhadap tingkat kelelahan subjektif operator dengan menggunakan denyut nadi, %HR Reserve, %CVL, dan
NORDIC, serta kondisi lingkungan kerja. Hasil pengukuran dan pengolahan data digunakan untuk merencanakan
usulan alternatif mengurangi tingkat kelelahan operator. Hasil penelitian menunjukan rata-rata denyut nadi kerja pada
rentangan umur 25-43 tahun adalah 108,12 dpm (beban kerja berat) dan didapatkan rata-rata %CVL operator adalah
32,54% (diperlukan perbaikan). Pengukuran kelelahan kerja subjektif dari IFRC didapatkan kelelahan 62%.
Pengukuran NORDIC diperoleh keluhan nyeri paling sering muncul selama 12 bulan terahkir adalah 87,5% bagian
leher, 75% pergelangan tangan kanan, 100% punggung atas, 75% pinggang, 100% lutut, dan 87,5% pergelangan kaki.
Pengukuran NORDIC diperoleh keluhan nyeri hingga tidak dapat bekerja secara normal selama 12 bulan terahkir
paling sering muncul adalah 25% bagian leher, 25% bahu kanan, 25% pergelangan tangan kanan, 50% punggung atas,
37,5% lutut, dan 37,5% pergelangan kaki. Pengukuran NORDIC diperoleh keluhan nyeri paling sering muncul selama
7 (tujuh) hari terahkir adalah 62,5% leher, 50% pergelangan tangan kanan, 75% punggung atas, 62,5% pinggang, 75%
lutut, dan 87,5% pergelangan kaki. Pengukuran lingkungan kerja terhadap intensitas cahaya sebesar 207 Lux (aktivitas
kerja kurang teliti), sedangkan pengukuran suhu udara didapatkan 30,3°C-33,4°C (suhu udara panas), dari dampak
lingkungan kerja memberikan beban tambahan pada tingkat kelelahan operator. Diperlukan alternatif perancangan
kondisi kerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi yaitu suatu kondisi kerja yang meningkatkan kenyamanan dan
produktivitas kerja.
Kata Kunci: beban kerja, lingkungan kerja, kelelahan kerja, nordic
DB Error: Table './ojs/metrics' is marked as crashed and last (automatic?) repair failed