Kendeng (28/04). Batik berkembang pesat akhir-akhir ini. Sejumlah daerah di Indonesia mengembangkan batik sebagai identitas busana daerah.
Di luar Jawa terdapat sejumlah sentra kerajinan batik dengan motif etnik daerah masing-masing. Batik motif etnik berkembang dari Sabang, hingga Meroke. Batik dipelajari dan dikembangkangkan tidak hanya oleh para pengrajin, juga oleh para siswa, hingga mahasiswa. Batik dipelajari dan dibuat di sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
Batik dipelajari dan dikembangkan karena batik merupakan warisan budaya luhur bangsa Indonesia. Diakui dunia sebagai adi karya, sebagai masterpiece kebudayaan. Unesco lembaga PBB yang menaungi pendidikan dan kebudayaan meneguhkan nilai batik sebagai warisan dunia pada 2 Oktober 2009. Hari tersebut kemudian dijadikan sebagai hari batik Nasional.
Sebagai kampus yang bertagline Entrepreneurial University, Unisbank memiliki kewajiban untuk turut mengembangkan kewirausahaan dilingkungan nya. Salahsatunya adalah Karya Kriya Batik yang merupakan sebuah upaya pengembangan dan pelestarian batik dengan pewarna alam. Selaku owner adalah Dewi handayani, UN, M.Kom.
Selain sebagai ownwer Karya kriya batik, Dewi yang merupakan dosen di Fakultas Teknologi Informasi ini memang sangat berminat terhadap pengembangan batik sebagai budaya bangsa. Dalm karyanya sudah banyak batik yang diproduksi oleh Dewi, salah satu kreasinya adalah batik yang didesai khusus untuk Unisbank yang nantinya akan digunakan sebagai searagam resmi.
Dalam perayaan Dies natalis ke-51 Unisbank, Karya Kriya Batik turut memeriahkan dengan menampilkan koleksi batik yang diperagakan oleh Mahasiswa dan Dosen. Dalam kesempatan ini pula Dewi juga memamerkan karya batik khasnya. Peragaan ini mendapatkan banyak perhatian dari para peserta yang hadir dalam acara Dies Natalis.
Wakil Rektor bidang Kerjasama, Dr. Elen Puspitasari juga nampak antusias dalam mengenalkan batik karya kriya sebagai bentuk ungkapan bangga atas prestasi yang banyak telah diraih oleh tim Karya Kriya Batik.
