Skip links

Teknologi yang Marak Digunakan Selama Pandemi Covid-19

 

Penggunaan teknologi informasi di situasi pandemi Covid-19 ini semakin banyak dilakukan. Terlebih dengan istilah daring yang sering didengar dan dibicarakan. Baik para pekerja, kegiatan pembelajaran kampus, maupun sekolah mengadakan kegiatan secara daring.  

Seperti yang dikatakan Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang, Kristophorus Hadiono, Ph.D “Kita yang bekerja itu secara sadar dipaksa untuk pindah dari yang biasanya di luar jaringan atau luring, harus tatap muka, masuk ke dalam jaringan (daring) jadi harus menggunakan media-media Zoom, Google Meet, termasuk Teams punya Microsoft, dan sebagainya”.  

Beliau memaparkan bahwa segala yang sesuatu yang dikerjakan selama pandemi sejak tahun 2020 sampai sekarang membuat kebiasaan baru. Yakni masyarakat membatasi diri untuk beraktifitas di luar rumah sehingga harus beradaptasi dengan media secara daring. 

“Kalau kita boleh amati di tahun 2020 saat pandemi mulai muncul, Google kemudian Microsoft, kemudian platform-platform lain juga menyediakan media daring untuk bisa bertemu. Mulai membuat produk mereka lebih berkualitas, lebih banyak fitur, kemudian dari segi harga lebih bersaing,” ujarnya.  

Perusahaan teknologi informasi menarik masyarakat untuk menggunakan platfrom yang makin berkembang dari segi fitur yang ada. Harga pun bersaing dan ada pula platform yang dapat diakses secara gratis hanya untuk mengadakan pertemuan secara daring. 

“Kemudian masa-masa 2020 mereka mengeluarkan promo produk dengan menggratiskan. Tahun ini yang saya amati Google. Pertama paling mudah Google Classroom atau Google Meet, itu awal 2020 saat pandemi gratis. Peserta berapa pun gratis, tapi begitu masuk 2021 mulai bulan Maret kalau enggak salah, itu dibatasi maksimal 100 orang,” imbuhnya. 

Bahkan platform tertentu memberikan hak ases pada awal penggunaan saat pandemi secara gratis namun pada waktu tertentu saat digunakan akan berbayar dan waktu serta partisipan yang digunakan secara gratis pun makin berkurang. Seperti aplikasi Zoom Meeting yang pada mulanya dapat digunakan dengan durasi 60 menit menjadi 45 menit, dengan kapasitas waktu dan fitur-fitur tertentu juga terdapat harga yang ditawarkan. 

Lulusan Assumption University of Thailand pada 2016 ini pun mengatakan bahwa berdasarkan kebutuhan harga untuk berlangganan aplikasi tersebut bisa dikatakan tidak mahal. Karena untuk menunjang kegiatan perkuliahan serta pertemuan secara daring dapat dibeli dengan sistem berlangganan. 

“Kalau yang saya hitung Google Meet itu tidak sampai Rp2 juta atau Rp3 juta setahun. Jadi promonya itu masih masuk sekitar Maret-April segitu, kecuali ada perubahan harga karena dampaknya memang signifikan sekali. Karena kita harus berpindah secara daring, kita harus tiba-tiba tidak boleh terlalu dekat, jaga jarak, dan sebagainya,” pungkasnya. 

Demikian platfrom yang marak digunakan pada saat pandemi covid-19 ini, terlebih digunakan untuk bertatap muka secara tidak langsung dan sangat menunjang dalam pekerjaan maupun pembelajaran. (dak)