Skip links

Unisbank Semarang Gelar Sendi_U ke V,116 Hasil Penelitian 32 Perguruan Tinggi Dipresentasikan

Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang kembali menggelar Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu (SENDI-U) dan Call For Papper yang ke lima kalinya.Acara akan digelar  pada hari Rabu (24/07/19) di kampus Kendeng Jl.Bendan Ngisor Semarang.

Sebelum dipresentasikan hasil penelitian oleh para akademisi 32 Perguruan tinggi di Indonesia, acara dimulai dengan Seminar Nasional dengan tema Optimalisasi Bonus Demografi Indonesia Dalam Era Revolusi Industri 4.0.

Sejumlah narasumber dihadirkan dalam seminar nasional, diantaranya Prof. Ir. Eko Indrajit, M.Sc. M.B.A Ketua Tim Pakar Teknologi Informasi Kemenhan RI, Ari Juliano Gema,SH Badan Ekonomi Kreatif Indonesia dengan, Dr.Agung Nusantara SE. M.Si Unisbank Semarang dan Keynote Speaker Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc. Dip. Com Deputy Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI.

KetuaPanitia SENDI-U Unisbank Semarang Dr. RA Marlien, MM menuturkan, temu ilmiah para akademisi yang dikemas dalam SENDI-U ini merupakan acara yang digelar rutin setiap tahunnya di Unisbank Semarang. SENDI-U hari ini merupakan yang ke lima kalinya.

Sejumlah dosen dari 32 Perguruan tinggi hadir dan akan mempresentasikan 116 Papper hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari Ekonomi,Hukum,Teknologi Informasi,Teknik, pariwisata dan Sastra Inggris.

Diharapkan hasil penelitian ini mampu menyumbangkan hal positif demi masyarakat, harapnya.

Hal senada disampaikan oleh Rektor Unisbank Dr.Safik Faozi,SH,M.Hum.

Menurutnya Negara kita kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Ini adalah potensi besar untuk mensejahterakan masyarakat yang terus bertambah. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2018 lalu jumlah populasi Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Investasi harus terus ditumbuhkan juga untuk menciptakan lapangan kerja.

Terlebih, memasuki era digital 4.0, setiap manusia akan berhadapan dengan mesin sebagai “kompetitornya” dalam menguasai lapangan kerja. Bonus demografi Indonesia ini bisa dikatakan peluang dan juga tangangan. Diperlukan kajian kajian akademik mengurai hal ini, maka kita selalu menggelar temu ilmiah setiap tahun, ujarnya.