Skip links

Belajar Kurikulum Prodi Sistem Informasi

Pada hari Selasa tanggal 25 Mei lalu, diadakan Webinar Nasional tentang Sistem Informasi. Di acara tersebut mengundang 2 narasumber Tony Dwi Susanto, S.T., M.T., Ph.D. dan Dr Sri Yulianto Joko Prasetyo M.Kom dengan narasumber Kristophorus Hadiono, Ph.D. Pada materi pertama diisi oleh Tony Dwi Susanto, S.T., M.T., Ph.D. yang membawakan materi dengan tajuk Kurikulum Prodi Sistem Informasi.

Pak Tony mengawali materi dengan sebuah ilustrasi yang menunjukkan saat ini sebuah Prodi bekerja layaknya sebuah pabrik SDM. Meskipun hal ini tidak diinginkan, namun karena tuntutan ekonomi dan keterbatasan sumber daya menjadikan Prodi menjadi sebuah pabrik SDM. Dimana inputnya yaitu mahasiswa baru, yang mana mahasiswa baru ini sangat tergantung dari kualitas lulusan SMA/K atau MAN yang diterima.

Oleh karena itu sebuah program studi harus mendapatkan input atau SDM yang bagus. Hal ini bisa dilakukan dengan strategi-strategi agar lulusan SMA/K atau MAN bersedia masuk ke Unisbank, seperti dengan menggunakan beasiswa dan lain sebagainya.

Perguruan tinggi swasta tidak bisa memilih kriteria mahasiswa, maka Prodi membutuhkan desain ciptaan yaitu sebuah kurikulum. Setelah kurikulum selesai dibuat, pastikan dosen-dosen yang menyusun RPS merupakan dosen-dosen yang paham betul mengenai materi tersebut. Jika desain sudah baik, maka hal yang perlu diperhatikan ialah implementasinya.

Pak Tony juga menjelaskan mengenai profil lulusan yang merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan Prodi di masyarakat, di bidang keahlian atau dunia kerja. Ketika Prodi menentukan profil kelulusan lebih baik sedikit tapi tercapai daripada banyak tapi akhirnya tidak tercapai.

Lalu dalam menentukan profil lulusan, pertama Prodi harus melihat kira-kira trend apa yang ada pada 4 tahun mendatang. Pak Tony memberikan strategi bagaimana cara memprediksi trend 4 tahun mendatang dengan cara melakukan riset apa yang sedang trend sekarang di luar negeri. Karena biasanya pola trend di Indonesia mengikuti trend yang ada di luar negeri 1-2 tahun setelahnya. Kedua Prodi harus menentukan profil lulusan berdasarkan peluang pekerjaan yang ada di daerah asal mahasiswa. Karena kebanyakan Prodi dalam menentukan profil lulusan hanya melihat trend atau peluang pekerjaan yang ada di daerah kampus, padahal di setiap daerah memiliki peluang pekerjaan yang berbeda-beda. Ketiga, Prodi harus mengetahui apa kompetensi yang dibutuhkan lulusan tersebut. Keempat, yang harus dipikirkan yaitu apakah alumni-alumni mampu atau siap untuk bersaing secara global.