Kekayaan bersih adalah ukuran yang sering digunakan untuk menentukan posisi ekonomi seseorang dalam masyarakat. Batas kekayaan ini membantu memahami kelas sosial, yang umumnya terbagi menjadi tiga: kelas bawah, menengah, dan atas. Namun, berapa sebenarnya batas kekayaan bersih yang membedakan masing-masing kelas tersebut?
Kelas Bawah
Kelas bawah umumnya mencakup individu atau keluarga yang memiliki kekayaan bersih minimal atau bahkan negatif akibat utang yang tinggi. Menurut data global, mereka yang berada di kelas bawah biasanya memiliki kekayaan bersih kurang dari $10.000 atau sekitar Rp150 juta. Kelompok ini sering kali menghadapi tantangan keuangan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, tempat tinggal, dan pendidikan.
Kelas Menengah
Kelas menengah dianggap sebagai tulang punggung ekonomi. Kekayaan bersih untuk kelas ini berkisar antara $10.000 hingga $100.000 atau sekitar Rp150 juta hingga Rp1,5 miliar. Mereka biasanya memiliki pekerjaan tetap, rumah, dan tabungan, tetapi tetap rentan terhadap perubahan ekonomi besar. Kelas menengah atas mungkin memiliki aset yang lebih banyak, seperti investasi atau properti kedua.
Kelas Atas
Kelas atas melibatkan individu atau keluarga dengan kekayaan bersih di atas $1 juta atau sekitar Rp15 miliar. Kelompok ini sering memiliki akses ke berbagai aset berharga seperti properti mewah, bisnis, saham besar, atau investasi internasional. Selain itu, mereka juga menikmati stabilitas finansial yang lebih tinggi dan pengaruh sosial yang signifikan.
Faktor yang Mempengaruhi
Kekayaan bersih dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, seperti pendapatan, pengelolaan utang, dan investasi. Pendapatan tinggi membuka peluang untuk menabung dan berinvestasi, sementara pengelolaan utang yang bijaksana dapat mendukung pertumbuhan aset. Investasi dalam saham, properti, atau instrumen lainnya juga berperan besar dalam meningkatkan kekayaan bersih. Selain itu, biaya hidup yang tinggi di suatu wilayah dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk menabung, sedangkan warisan dapat memberikan keuntungan besar, terutama di kelas atas. Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah juga turut memengaruhi perkembangan kekayaan. Semua faktor ini saling terkait dan perlu dipahami untuk merencanakan pengelolaan keuangan yang lebih baik