Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang

Kenapa Banyak Pemilik UMKM Belum Bisa Lepas dari Operasional?

Banyak pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bermimpi punya bisnis yang bisa berjalan otomatis tanpa harus terlibat penuh di operasional. Namun, kenyataannya, sebagian besar owner masih harus turun tangan langsung, bahkan dalam pekerjaan kecil sekalipun. Fenomena ini umum terjadi, dan ada beberapa alasan mengapa hal tersebut sulit dihindari.

Pertama, ada rasa takut kehilangan kontrol. Banyak pemilik usaha merasa hanya dirinya yang benar-benar paham cara kerja, standar kualitas, hingga bagaimana melayani pelanggan. Kekhawatiran bahwa hasil akan berbeda jika dikerjakan orang lain membuat mereka enggan melepas tanggung jawab.

Kedua, keterbatasan sumber daya manusia. Tidak semua UMKM mampu merekrut karyawan berpengalaman. Rekrutmen terbatas, gaji yang menyesuaikan, serta kurangnya pelatihan membuat pemilik usaha merasa lebih aman jika tetap ikut terjun langsung.

Ketiga, belum ada sistem yang jelas. Bisnis yang bisa berjalan tanpa owner biasanya punya SOP, manajemen keuangan rapi, dan pembagian tugas yang terstruktur. Sayangnya, banyak UMKM lebih sibuk mengejar penjualan harian daripada membangun sistem.

Keempat, modal yang masih terbatas. Untuk mempercayakan operasional sepenuhnya ke tim, dibutuhkan dana tambahan untuk menggaji tenaga profesional, membangun sistem, atau investasi teknologi. Kondisi keuangan yang ketat membuat hal ini sulit diwujudkan.

Kelima, pola pikir “semua harus saya”. Banyak pemilik terbiasa mengurus segalanya sejak awal, sehingga merasa lebih cepat dan efisien jika dikerjakan sendiri. Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa menghambat pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Untuk mulai lepas dari operasional, langkah kecil bisa dilakukan: membangun sistem sederhana, mendelegasikan tugas bertahap, berinvestasi pada tim, dan mengubah pola pikir. Dengan begitu, pemilik UMKM bisa lebih fokus pada strategi dan pengembangan bisnis.