Menjadi mahasiswa bukan hanya soal tugas, ujian, dan organisasi. Tekanan akademik, jauh dari keluarga, hingga rasa kesepian kerap menghantui kehidupan kampus. Di tengah dinamika tersebut, memelihara hewan bisa menjadi solusi sederhana yang membawa dampak besar bagi kesehatan mental mahasiswa.
1. Mengurangi Stres dan Kecemasan
Interaksi dengan hewan peliharaan, seperti mengelus kucing atau bermain dengan kelinci, terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kadar hormon kortisol (hormon stres) dan meningkatkan serotonin dan dopamin yang berperan dalam rasa bahagia. Rutinitas ini menjadi semacam terapi alami di tengah padatnya jadwal kuliah.
2. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab
Memelihara hewan mengajarkan mahasiswa untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab, mulai dari memberi makan, menjaga kebersihan kandang, hingga mengatur waktu kuliah dan perawatan hewan. Hal ini juga melatih pengelolaan waktu dan emosi.
3. Menemani dan Mengurangi Rasa Sepi
Bagi mahasiswa perantauan yang tinggal sendiri di kos, hewan peliharaan menjadi teman yang setia. Mereka tidak menghakimi, selalu ada, dan bisa menjadi “teman ngobrol” yang membuat kos terasa lebih hangat dan hidup.
4. Meningkatkan Kesehatan Emosional
Hewan mampu membaca ekspresi dan emosi manusia. Banyak mahasiswa merasa lebih tenang dan diterima saat berada bersama hewan peliharaannya. Hal ini membantu menstabilkan emosi, terutama saat sedang down atau mengalami tekanan akademik.
5. Meningkatkan Interaksi Sosial
Hewan peliharaan bisa menjadi “jembatan” untuk membangun komunikasi. Banyak komunitas pecinta hewan yang bisa menjadi tempat mahasiswa memperluas relasi dan bertemu teman-teman baru dengan minat yang sama.
Memelihara hewan bukan sekadar hobi, tetapi juga bentuk self-care yang positif. Dengan memilih hewan yang sesuai dengan gaya hidup dan kemampuan, mahasiswa bisa mendapatkan manfaat besar bagi kesehatan mentalnya. Di tengah kehidupan kampus yang penuh tantangan, hewan peliharaan bisa menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan yang sederhana namun bermakna.