Skip links

Bersama Kemenpar RI, Unisbank Kembangkan Potensi Wisata Desa Jatirejo

SEMARANG(27/06). Sebanyak 50 orang tokoh masyarakat Kelurahan Jatirejo, tampak serius mendengarkan materi pemaparan yang disampaikan oleh Tim Unisbank Semarang di Balaidesa Jatirejo,Kecamatan Gunungpati Semarang.

Kegiatan peningakatan masyarakat ini merupakan salah satu bagian program hasil kerjasama antara Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia melalui deputi pengembangan industri dan kelembagaan dan jajaran Kelurahan Jatirejo dengan menghadirkan pengajar atau dosen Unisbank.

Hadir dalam pembukaan program ini, diantaranya Rektor Unisbank Semarang Dr.Safik Faozi,SH.M.Hum serta Wakil Rektor IV Bidang kerjasama Dr. Elen Puspitasari, M.Si., Akt dan kepala kelurahan Jatirejo serta pemateri dari dosen Unisbank Semarang.

Dalam sambutannya Safik menuturkan, program ini merupakan bentuk pengabdian perguruan tinggi terhadap masyarakat sesuai yang tertuang dalam Undang-Undang Perguruan Tinggi.

” Masyarakat harus mendapatkan manfaat dari progam ini, apalagi Kelurahan Jatirejo terdapat potensi wisata yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” harapnya.

Kepala Kelurahan Jatirejo Bambang Hariyanto,S.IP menyambut baik atas program pengembangan wisata yang dilakukan oleh Unisbank Semarang dan Kemenpar RI.

“Kebetulan di kampung ini ada banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan, ada sentra pembuatan kolang-kaling yang dikenal dengan nama Kampung “KAKOLA” atau kepanjangan dari Kampung Kolang-kaling Desa Wisata. Tak hanya itu, Selain kolang-kaling, ibu-ibu disini juga menanam empon-empon seperti jahe, kunyit, kencur dan masih banyak yang lain. Banyak masyarakat yang membuat aneka keripik untuk dijual sebagai oleh-oleh khas desa wisata Jatirejo,” jelasnya.

Salah satu dosen Unisbank sekaligus pelopor kain Batik Semarang Dewi Handayani menuturkan, sebagai langkah awal program, hari ini sejumlah 50 tokoh masyarakat mendapatkan pelatihan, diantaranya Digital Marketing Desa Wisata,Praktek Fotographi dan Digital Marketing. Tak hanya itu, sebelum pelatihan juga dilakukan pemetaan wisata dan juga menggali potensi pemuda untuk menggerakan desa Wisata. ” Kampung harus punya karakteristik sebagai nilai jual yang membedakan dengan kampung wisata lain,” ujarnya